Apa itu Sistem Polder???
Polder adalah dataran rendah yang membentuk daerah yang dikelilingi oleh tanggul. Pada daerah ini air buangan seperti air kotor dan air hujan dikumpulkan di suatu badan air (sungai, kanal) lalu dipompakan ke badan air yang lebih tinggi posisinya, hingga pada akhirnya dipompakan ke sungai atau kanal yang bermuara ke laut. Polder juga bisa diartikan sebagai tanah yang direklamasi. Sistem polder banyak diterapkan pada reklamasi laut atau muara sungai, juga pada manajemen air buangan (air kotor dan drainase hujan) di daerah yang lebih rendah dari permukaan laut dan sungai.
Penerapan sistem polder dapat memecahkan masalah banjir perkotaan. Suatu subsistem-subsistem pengelolaan tata air tersebut sangat demokratis dan mandiri sehingga dapat dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam hal pengendalian banjir kawasan permukiman mereka. Unsur terpenting di dalam sistem polder adalah organisasi pengelola, tata kelola sistem berbasis partisipasi masyarakat yang demokratis dan mandiri, serta infrastruktur tata air yang dirancang, dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat. Sedangkan pemerintah hanya bertanggung jawab terhadap pengintegrasian sistem-sistem polder, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai utama. Hal tersebut merupakan penerapan prinsip pembagian tanggung jawab dan koordinasi dalam good governance.
Sistem Polder
(Sumber : Laporan Akhir ” Pengembangan Teknologi Bangunan Air Pengendalian Banjir Perkotaan Menuju Waterfront City”)
Mengapa perlu dikembangkan Sistem Polder???
Pengembangan kota-kota pantai di Indonesia seperti Jakarta dan Semarang seringkali lebih didasarkan kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pengembangan kawasan-kawasan ini menimbulkan banjir yang menunjukkan ketidakseimbangan pembangunan. Maka dari itulah perlu upaya peningkatan atau pengembangan aspek teknologi dan manajemen untuk pengendalian banjir dan ROB di kota-kota pantai di Indonesia. Dengan demikian sistem polder dikembangkan karena menggunakan paradigma baru, diantaranya berwawasan lingkungan (environment oriented), pendekatan kewilayahan (regional based), dan pemberdayaan masyarakat pengguna.
Sistem polder yang merupakan suatu daerah yang dikelilingi tanggul atau tanah tinggidibangun agar air banjir atau genangan dapat dicegah dan pengaturan air di dalamnya dapat dikuasai tanpa pengaruh keadaan di luarnya. Suatu subsistem-subsistem pengelolaan tata air tersebut dianggap pas dan mandiri yang dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam pengendalian banjir kawasan permukiman. Penerapan sistem polder selama ini dinilai sebagai salah satu jurus yang dapat memecahkan masalah banjir perkotaan.
Apa saja tipe-tipe polder yang dibangun ???
Ada 5 tipe polder menurut asalnya, tujuannya, maupun bentuknya, diantaranya polder diperoleh dengan cara reklamasi suatu daerah rawa, air payau, dan tanah-tanah basah, polder yang dilindungi tanggul memanjang searah sungai, polder akibat pembendungan atau penanggulan pada muara sungai, polder akibat pengendapan sedimen pada muara, polder yang terbentuk dari proses land subsidence perlahan-lahan dari muka tanah menjadi tanah rendah di bawah muka air laut rata-rata.
Bagaimana Kriteria Desain Sistem Polder???
Polder merupakan salah satu Sistem Tata Saluran Pembuang di Rawa yang disebut Sistem Tertutup.

Kondisi hidrologi dan tata air dalam sistem ini dapat dikontrol sepenuhnya oleh manusia.Biasanya sistem ini berupa sistem yang dilengkapi bangunan pengendali muka air, misalnya pintu klep otomatis. Umumnya sistem pembuangannya menggunakan pompa.
Kelengkapan sarana fisik pada sistem polder antara lain : saluran air atau kanal atau tampungan memanjang dan waduk, tanggul, serta pompa. Saluran air atau tampungan memanjang dan waduk dibangun sebagai sarana untuk mengatur penyaluran air ketika elevasi air di titik pembuangan lebih tinggi dari elevasi saluran di dalam kawasan.Yang kedua ialah tanggul yang dibuat di sekeliling kawasan yang berguna untuk mencegah masuknya air kedalam kawasan, baik yang berasal dari luapan sungai, limpasan permukaan atau akibat naiknya muka air laut. Sebaliknya dengan adanya tanggul, air yang ada di dalam kawasan tidak dapat keluar. Tanggul dibuat dengan ukuran yang lebar, besar, dan tinggi serta dapat difungsikan sebagai jalan. Yang ketiga ialah pompa air yang berfungsi sebagai pengering air pada badan air, dan bekerja secara otomatis apabila volume atau elevasi air melebihi nilai perencanaan.
Gambar Cara Kerja Sistem Polder
(Sumber:http://kompetiblog2011.studidibelanda.com/news/2011/05/1/656/holland_is_the_best_technology_in_water_management.html)
Gambar Sistem Polder
Apa keunggulan Sistem Polder???
Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat naiknya muka air laut (ROB). Selain dapat mengendalikan air, sistem polder juga dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan, dan lingkungan industri serta perkantoran.
Apa kelemahan Sistem Polder???
Sistem kerja pada polder sangat bergantung pada pompa. Jika pompa mati, maka kawasan akan tergenang. Sehingga diperlukan adanya pengawasan pada pompa. Selain itu, biaya operasi dan pemeliharaannya relatif mahal.
Problema penanganan banjir di lapangan untuk kota-kota di Indonesia cukup rumit karena ruang terbuka untuk resapan air semakin langka. Kondisi tersebut merupakan akibat dari Tata Ruang Wilayah dan Kawasan tidak dikelola secara memadai dan alih fungsi lahan menjadi permukiman penduduk semakin tidak terkendali. Sehingga pemerintah perlu mengoptimalkan sistem polder dengan memasang tanggul pengaman untuk kawasan rendah dan mengembangkan drainase di perkotaan yang masih memiliki gravitasi, guna mengurangi kawasan banjir akibat genangan. Dalam mengembangkan sistem polder perkotaan harus dilakukan secara terintegrasi antara rencana tata ruang dan tata air utamanya pada kota-kota pantai yang memiliki cekungan.
Setiap tetes air buangan yang jatuh pada kawasan polder harus didrainase dengan bantuan pompa, dan untuk itu perlu disosialisasikan konsep pengendalian pengembangan sistem polder berkelanjutan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan akibat pembangunan yang sangat mempengaruhi dan berdampak pada lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar